Koranwantara.com – Indramayu
SMP Negeri 2 Losarang Kabupaten Indramayu menggelar kegiatan vaksinasi bagi siswanya. Sebanyak 154 siswa sekolah tersebut divaksin untuk dosis satu dan dua.
Selain vaksinasi, sekolah juga menyelenggarakan rapid tes terhadap 54 orang terdiri dari guru dan siswa. Hasil rapid tes, seluruhnya dinyatakan negatif.
Penyelenggaraan kegiatan vaksinasi dan rapid tes melibatkan Satgas Covid 19 kecamatan, Kepala Puskesmas Cemara, dr.Dian Larasati, dan atas permintaan pihak sekolah melalui Kepala SMP Negeri 2 Losarang, Yoyoh Rohaeni.
Disela-sela kegiatan, Kapolsek Losarang,Kompol Mashudi, menyempatkan diri berbincang dengan para siswa. Saat berbincang, Mashudi spontan bertanya apakah ada siswa yang berstatus yatim di sekolah tersebut.
Lalu muncul dihadapan Mashudi, seorang siswi berperawakan kecil mengaku bernama Farah Amaliyah. Ia duduk di kelas 8 dan tinggal di Blok Cilogog Desa Rajaiyang, Kecamatan Losarang.
Terjadi dialog kecil antara Mashudi dan Farah. Dalam dialog, Mashudi sempat menanyakan keberadaan keluarga dan kondisnya Farah di rumah. Terenyuh dengan cerita Farah, Mashudi lalu memnawarkan untuk memberi bantuan, salah satunya membelikan sepatu baru untuk Farah.
Namun tawaran sepatu ditampik Farah dengan sopan. Sambil menunjuk ke arah temannya, dengan suara lirih Farah mengatakan ingin memiliki kerudung atau hijab seperti yang dipakai temannya itu.
Alasan Farah, selama ini ia mengidamkan kerudung seperti teman sekolahnya. Ia juga menyampaikan, kerudung yang dipakai ke sekolah adalah miliknya satu-satunya, tidak punya cadangan lain.
Permintaan sederhana siswi yatim itu kontan diamini Mashudi. Ia mengeluarkan beberapa lembar uang, diberikan kepada Farah untuk membeli kerudung yang diimpikannya selaama ini.
“Nanti dibelikan kerudung ya, bapak bantu. Supaya dek Farah bisa punya kerudung untuk ganti jika kerudung yang sudah dipakainya kotor,” ucap Mashudi terbata-bata karena menahan haru.
Tak hanya membelikan kerudung, Mashudi juga menyerahkan sejumlah uang lagi untuk Farah agar dibelikan peralatan sekolah yang dibutuhkan.
“Saya tidak punya buku tulis. Kalau pun ada jumlahnya tidak banyak,” tutur Farah. @ kacim